Jumat, 28 Mei 2021

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Seiring seringnya terdengar sebuah kalimat dari sebuah komunitas yaitu sharing and growing together, berbagi dan berkembang bersama dalam meningkatkan kompetensi diri. Peningkatan kompetensi diri tidak akan mengalami peningkatan jika tidak ada keinginan untuk belajar. Belajar sepanjang hayat merupakan konsep dalam diri untuk mengembangkan kemampuan. 

Menggunakan motto Belajar Sepanjang Hayat membuat diri selalu melakukan peningkatan kompetensi dengan belajar tanpa henti baik dilakukan secara daring maupun secara luring yang dilakukan secara mandiri. mengikuti berbagai kegiatan berupa seminar, bimtek atau diklat agar memperoleh ilmu dari para pakar atau belajar mandiri melalui buku atau video tutorial. Kegiatan yang diikuti akan mengubah cara pandang dan cara penyampaian kepada orang lain, dan merupakan landasan yang digunaka sebagai seorang guru.

Sebagai seorang guru yang notabene setiap hari selalu mentransfer ilmu dan mendidik tentu membutuhkan kemampuan dalam memberikan materi. Latihan dibutuhkan untuk meningkatan kemampuan dalam share ilmu sehingga apa yang akan disampaikan bisa diterima. Mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak yang ditaja oleh Kementrian Pendidikan memberikan banyak hal dalam ilmu baik untuk diri sendri, teman sebaya ataupun sekolah. 

Ilmu itu akan berkekalan jika dibagikan kepada orang lain. sampaikanlah walau hanya satu ayat. semakin banyak yang diberikan semakin banyak yang akan diterima. berbagai cara dapat dilakukan untuk dapat memberikan ilmu kepada orang lain, termasuk ilmu-ilmu yang diperoleh dari pendidikan guru penggerak. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mentransfer materi yang diperoleh dari pendidikan guru penggerak antara lain:
  1. berdiskusi dengan beberapa teman sejawat 
  2. memberikan materi dalam Kelompok Kerja Guru 
  3. memberikan laporan kepada pimpinan sekolah apa saja hal yang diperoleh di Pendidikan Guru Penggerak
  4. berbagi dengan teman yang berada di luar sekolah baik secara daring maupun luring
  5. membuka diri untuk berdiskusi secara privat bagi teman yang membutuhkan informasi tentang Guru Penggerak ataupun materi yang lain 
  6. membentuk komunitas praktisi yang memiliki kemampuan yang sama untuk meningkatkan kompetensi tersebut 
  7. Share ilmu melalu jaringan sosial pribadi seperti youtube, blog dan lain-lain untuk menyampaikan materi-materi yang diperoleh selama pendidikan guru penggerak 
Banyak ilmu yang diperoleh selama pendidikan guru penggerak salah satunya yaitu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan tidak mudah, karena membutuhkan beberapa pertimbangan, dimana pertimbangan tersebut tidak akan merugikan orang lain dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berinteraksi dengan orang lain seperti murid, orang tua murid, rekan sejawat tentu setiap berinteraksi akan menemui beberapa kendala seperti dilema etika atau bujukan moral. 
  • Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. 
  • Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
Langkah -langkah awal yang harus dipahami dalam menerapkan ilmu sebagai pemimpin pembelajaran adalah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan. Berikut penjelasan singkat tentang ketiga hal tersebut. 

empat paradigma pengambilan keputusan yaitu  (1) Individu lawan Masyarakat, (2) Keadilan lawan rasa kasihan, (3) Kebenaran lawan kesetiaan dan (4) jangka pendek lawan jangka panjang, untuk tiga prinip pengambilan keputusan yaitu (1) berfikir berbasis akhir, (2) Berfikir berbasis peraturan dan (3) berfikir berbasis ras peduli sedangkan untuk sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan adalah (1) ada nilai yang bertetangan, (2) siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut, (3) fakta-fakta yang relevansi, (4) uji benar atau salah, (5) pengujian paradigma benar lawan salah, (6) prinsip resolusi, (7) investigsi opsi trilema, (8) buat keputusan dan yang terkahir adalah (9) lihat keputsan yang sudah di ambil dan direfleksikan. 

Setelah memahami dengan baik dasar-dasar dalam pengambilan dan pengujian keputusan dan dapat memilah persoalan tersebut apakah dilema etika atau bujukan moral, maka diperlukan kerjasama dengan teman sejawat atau orang lain dalam pengambilan keputusan terakhir sebagai pembanding dan penegasan dalam pengambilan keputusan.  

sebagai seorang pengajar pasti akan menemukan diri di posisi untuk mengambil keputusan, dalam perjalanan sebagai guru telah banyak yang dilalui dan dihadapi, begitu juga dalam mengambil keputusan. berbagai permasalahan telah dihadapi dan telah banyak juga yang bisa diselesaikan dengan baik atau penyelesaian yang tidak ada berujung atau kadangkala harus menyerah terhadap permasalahan tersebut. permasalahan yang dihadapi sangat beragam baik dengan murid, teman sebaya, pimpinan ataupun dengan pihak lain. 

Beberapa keputusan yang mesti diambil sebelumnya untuk menyelesaikan sebuah permasalahan belum menggunakan konsep yang diperoleh dari pendidikan guru penggerak, lebih banyak dengan cara merasakan bagaimana hal tersebut jika terjadi pada diri sendiri dan kadangkala terpengaruh dengan orang lain yang terlibat dalam permasalahan tersebut. Salah satu contoh yang pernah dihadapi adalah ketika membantu teman menyelesaikan masalah dengan murid yang sedang mengalami permasalahan tidak mau masuk kelas. saya yang pernah menangani permasalahan murid yang sama dengan tersebut mencoba membantu, tetapi malahan hal tersebut membuat murid semakin menjauh, karena murid yang saya tangani sebelumnya permasalahan yang dihadapi berbeda dengan murid teman. 

Pengalaman-pengalaman yang pernah dilalui membuat diri menjadi seorang pembelajar dan semakin banyak belajar, terutama sebagai pemimpin pembelajaran. Mengetahui dasar-dasar sebagai pemimpin pembelajaran membuat diri harus menerapkan mulai dari sekarang jangan pernah menunda. Sehingga apapun yang dihadapi pasti akan bisa dihadang dengan baik, dengan memperkecil kesalahan dalam mengambil sebuah keputusan.

Pemimpin dalam pembelajaran harus bisa mengalir seperti air, tenang, tidak tergesa dan bukan dengan emosional dalam memutuskan sebuah keputusan. Penerapannya dapat dilaksanakan dengan baik dan terencana. rencana yang dapat dilaksanakan yaitu : 

 
Dalam pelaksanaan sebagai pemimpin dalam pembelajaran dan terlaksana rencana tersebut di atas maka banyak pihak yang akan terlibat, seperti teman sejawat, rekan-rekan dalam Perhimpunan Guru Inovatif Indonesia, guru penggerak tingkat SD Angkatan I kota Pekanbaru, Murid dan orang tua dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapai oleh murid dalam menyelesaikan tugas dan penilaian yang ada di LMS. Sebagai penentu adalah Kepala Sekolah dan rekan sesama wakil kepala Sekolah yang sering diajak berembug dalam mengambil keputusan.  

Sebagai Pengajar dan Penggerak, bukan saja menggerakan diri sendiri tetapi hendaknya dapat menggerakkan orang lain, dan menjadi sebagai pemimpin dalam pembelajaran sehingga setiap keputusan atau setiap permasalahan yang dihadapi dapat dicapai secara maksimal tanpa menyakiti atau menjadi sebuah penyesalan pada akhirnya. semoga apa yang direncanakan akan dapat diwujudkan dan memperoleh pembelajaran dari hal tersebut. 

Selasa, 23 Februari 2021

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Modul 2.1

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi


Penulis : Rini Ahyu, S. Pd., M. Si
Fasilitator : Novrini, M. Pd
Pendamping : Nofrizal

Zaman berubah, arah pendidikan seharusnya juga berubah, perubahan zaman yang drastis memasuki era industri 4.0 menuntut setiap manusia merubah pola pikir agar dapat bertahan dalam sebuah perubahan tersebut. 

Era industri merupakan dimana Teknologi Informasi dan Komunikasi yang cepat antar manusia membuat perubahan yang signifikan terhadap karakteristik murid. Dulu murid merupakan seseorang yang jauh dari bahan TIK yang dimanaTIK belum memengaruhi lini kehidupan baik di sekolah maupun di rumah sehingga sumber belajar tidak beragam hanya menerima dari guru atau buku. Sekarang murid sangat dekat dengan TIK sehingga karakteristik murid mengalami pergeseran dimana pengetahuan murid dapat melebihi kemampuan seorang guru di bidang TIK.

Arah pendidikan seharusnya dapat memberikan pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan karakteristik sesuai eranya. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara selaras dengan pemenuhan kebutuhan murid yaitu Pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat (kodrat alam dan kodrat zaman) yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Membangun pembelajaran sesuai dengan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menuntut guru untuk menerapkan fungsi guru sebagai Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Setelah mengetahui konsep fungsi guru maka diharapkan guru dapat merancang pembelajaran yang dapat menyentuh setiap kodrat murid. 

Pembelajaran diharapkan tidak hanya sekedar mentransfer ilmu dengan menyamakan cara belajarnya atau menyamakan sumber informasi sehingga murid belajar hal yang sama. Harapan tersebut bukanlah sebuah keniscayaan karena dengan adanya pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran dengan menerapkan penyampaian pembelajaran dengan cara menyesuaikan pada kesiapan, minat dan gaya belajar murid. guru dapat melakukan modifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses dan produk dengan sebelumnya telah mengdapatkan informasi keberagaman murid. 

Penjelasan singkat Pembelajaran Diferensiasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Mewujudkan pembelajaran Berdiferensiasi tidaklah sulit karena guru dapat melakukan dengan berbagai kreatifitas yang dimiliki untuk menggapai hal tersebut. Langkah-langkah dalam mewujudkan pembelajaran diferensiasi adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan survey kepada murid untuk mengetahui 3 hal sebagai konsep dasar pembelajaran diferensiasi yaitu  kesiapan, minat dan gaya belajar murid
  2. Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan mana yang ingin digunakan dalam pembelajaran apakah keberagaman konten, proses atau produk. 
  3. Menyiapkan media belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi
  4. Melakukan Proses Belajar Mengajar (PBM) sesuai dengan rancangan RPP
Berikut contoh RPP Berdiferensiasi:


Dengan Pembelajaran Diferensiasi dapat memberikan pembelajaran yang bermakna kepada murid karena dapat menggapai kodrat murid baik kodrat alam maupun kodrat alam. Murid akan menggali sendiri informasi itu dan mengembangkan pengetahuannya dengan sumber, proses dan produk yang beragam yang diperoleh dalam satu pembelajaran. Guru dalam hal ini akan menjadi fasilitator untuk pemenuhan kebutuhan murid tersebut.






Senin, 01 Februari 2021

KEJUJURAN


Ada dia disana, berdiri memandang lautan luas, menikmati ombak yang berkejar-kejaran layaknya anak kecil yang sedang bermain. Ombak yang tidak pernah lelah, takkan berhenti memberikan suara indah, suara deburannya bagai nyanyian sang pujangga. Luasnya lautan bagaikan hamparan lazuardi yang memanjakan mata akan keindahan tiada banding, bak lukisan dari tangan sang maestro. Dia tidak bergeming, berdiri tegak lurus memandang jauh ke ujung sana tenggelam dengan dirinya sendiri, satu hal yang pasti dia tak akan terjangkau. Ingin kurengkuh tubuh ringkihnya, bersandar dibahuku, memberikan kenyamanan dan ketenangan yang dicarinya. Sudah tiga jam dia berada disana, sudah saatnya menyadarkannya bawa ada aku disini, menyampaikan padanya bahwa dia tidak sendiri. 

Aku melangkah mendekatinya, kakiku bagaikan dirantai, berat untuk melangkah, satu langkah saja harus menggunakan setengah kalori kekuatanku, tapi ini mesti dilakukan karena aku tidak ingin dia larut dalam kesendiriannya. aku menyadari bahwa ada kesalahan berat yang aku lakukan yang sangat menyakitinya. segunung permintaan maaf yang ingin kusampaikan tidak akan mengobati luka di hatinya. luka yang menganga tanpa kusadari melukai begitu dalam. 

Dalam melangkah, pikiranku berlarian ke masa lalu yang telah kami lalui, masa-masa indah, kebersamaan bagaikan tidak akan pernah tercerai. dimana ada dia pasti ada diriku. Merancang masa depan dan membangun istana impian bersama. saling bahu membahu untuk saling melengkapi kekurangan yang ada pada diri masing-masing hingga keberhasilan itu bisa diraih. 20 tahun kebersamaan bukanlah seumur jagung tetapi usia matang dalam memahami kelemahan dan kelebihan masing-masing. Istana megah yang dibangun dengan keringat peluh dan air mata  berdiri megah menunjukkan kesuksesan dari sang pemiliknya. Istana itu kini hanya lah sebuah simbol dari sebuah kecongkakan, keserakahan, ketamakan yang hanya meninggalkan luka menganga.

Peristiwa itu menenggelamkan kebaikan yang ada di dalam diri, hilangnya kepercayaan antar sesama, membuat rasa dihati hanya menjadi serpihan kecil hingga tiada bersisa. bersujudpun aku di kakinya hal itu tidak akan bisa menebus apa yang telah aku lakukan padanya. Perbuatan yang aku lakukan tidak akan ada yang percaya, tidak masuk diakal apalagi oleh seorang yang kenal dengan diriku. Aku yang notabene selama ini merupakan sosok yang patut untuk dicontoh, diikuti dan menjadi tempat mengadu kala mereka memiliki masalah. Kabar itu bagaikan petir di siang bolong.

Waktu untuk menyadarkannya, mari kembali bersama. Aku menepuk pundaknya setelah aku mencapainya dengan susah payah. Dia tetap diam, seakan tahu siapa yang berada di belakangnya. Kukuatkan diri ini untuk melangkah ke hadapannya dan memegang tangannya. Aku akan terima apa yang akan dilakukannya pada diriku, mendorongku hingga jatuh ke dalamnya lautan atau memukul diriku dengan keras, semuanya akan aku terima. Sungguh takjub diriku, yang kulihat adalah wajah yang bersinar terang penuh senyuman, tiada amarah. aku terjengit, indah senyuman, semburat merah yang muncul di pipi, menambah keindahan pahatan yang maha kuasa. Kehangatannya menular kepada diriku, kurasakan genggaman yang kuat di tanganku. kuraih dia ke dalam pelukanku. 

Biarkanlah degupan jantung yang menghantarkan reaksi, biarkanlah napas bersatu saling mengimbangi, biarkanlah tangan yang saling memeluk mengembalikan letupan-letupan rasa, biarkanlah hidung saling mencium bau khas yang hampir terlupa, biarkanlah suhu tubuh yang saling menyamakan, biarkanlah hati saling mengisi kembali, mengembalikan semua. Jangan biarkan menghilang, hancur, tiada berbekas, kembalilah. 

"Akan kutebus semua yang telah aku lakukan, jangan palingkan dirimu dari diriku, kutebus semua yang telah yang aku lakukan, aku mohon." bisikku di telinganya.

dia melepaskan pelukannya. aku merasa kosong, hampa. dia melangkah ke tepi karang.  

"Pengkhianatanmu menghantarkan kehancuran untuk dirimu sendiri, kumaafkan atas semua yang telah kamu lakukan, tetapi sayang, aku bukanlah seorang malaikat, aku manusia biasa, biarkan aku pergi, biarkan aku menyusun puzzle yang telah terserak, impian indah yang telah kurajut bersamamu telah tercabik dengan sendirinya. walaupun sekarang masa depanku adalah sebuah misteri, tapi biarlah, kuyakini di ujung sana aku pasti akan bisa kembali merangkai impianku." walau pelan aku mendengar jelas apa yang diucapkannya. 

Dia berbalik dan memandangku dengan wajah indahnya, wajah yang sekarang aku lihat bagaikan seorang bidadari. aku terpana. Dia menjulurkan tangannya. 

"Aku harap kamu menghargai keputusanku, jangan mencariku, jangan menemukan diriku, biarkan aku menghilang dari kehidupanmu, mulai dari sini, mari kita saling tidak mengenal." Bagai terhipnotis memandang senyuman indahnya aku menyambut uluran tangannya. 

Kugenggam erat tangannya, kupandangi wajahnya, berusaha ku membaca wajahnya, aku berharap ada keraguan disana, tetapi yang aku peroleh hanyalah seorang yang punya keinginan yang kuat, yang tidak akan tergoyahkan lagi. Airmata yang dari tadi aku tahan akhirnya jatuh pelan dipipi. Inilah pertama kali dalam hidupku, aku menangis. Kubayangkan berapa banyak aku akan kehilangan. Aku tidak akan sanggup menjalani masa depan yang kelam tanpa dia dalam duniaku. 

Kurengkuh kembali tubuhnya ke dalam pelukanku. kurasakan keterkejutannya, tapi tak kuindahkan. Aku menangis bagai anak kecil di pundaknya. aku berharap, akan peroleh kembali kelembutannya. tetapi yang kurasakan, dingin yang merayapi, membekukan diriku. Aku tahu kesempatan itu telah hilang. Kurasakan dorongan lembutnya, dengan berat hati kuurai pelukan itu. Dia melangkah ke samping dan meninggalkanku dengan tangisan yang semakin menyesakkan dada. 

Bidadari yang selama ini berada di sampingku, tidak pernah mengeluh, tidak pernah meminta, tidak pernah menyakiti walau hanya seekor semut. Dia meninggalkanku tanpa amarah tetapi dengan senyuman. Hatiku yang keras bagai batu pecah menjadi kerikil-kerikil kecil yang meninggalkan sebuah penyesalan. Kejujuran yang selalu dia inginkan tidak bisa kupenuhi, pengkhianatan yang aku lakukan melukai dia begitu banyak. Teriakanku tidak menghentikan langkahnya apalagi berpaling ke belakang, aku berteriak sekencangnya, hanya kelelahan yang kurasakan, lahir dan bathin.  

Kamis, 17 Desember 2020

Modul 1.4

1.4.a.8. Elaborasi Pemahaman - Menerapkan Prinsip Budaya Positif


Fasilitator     : Novrini, S. Pd., M. Pd
Pendamping : Nofrizal

Budaya Positif adalah Budaya berasal dari bahasa Sanskerta, budhayah yang artinya budi atau akal. Budaya berasal dari bahasa Latin, colere yang artinya segala daya upaya manusia untuk mengubah alam. Budaya positif sekolah adalah  artifak, nilai, keyakinan, asumsi dasar, tradisi (kebiasaan), filosofi, ideologi, perasaan, harapan, sikap, renstra yang mengikat kebersamaan dan menjadi ciri khas sekolah yang membedakan sekolah atu dengan sekolah lainnya.

Budaya positif  hendaknya tumbuh di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter anak. Karakter anak akan terbentuk dengan kuat jika budaya positif dilaksanakan dengan baik dan atas kesadaran sendiri. Budaya positif yang terlaksana dengan baik akan membuat anak disiplin terhadap semua kesepakatan yang telah dibuat. Disiplin akan membuat anak memahami (1) perilaku diri sendiri; (2) mengambil inisiatif; (3) menjadi bertanggung jawab atas pilihan mereka dan (4) menghargai diri mereka sendiri dan orang lain.

Disiplin yang yang tertanam di dalam diri peserta didik tidak terlepas dari peranan guru. Cara kontrol guru bermacam ragam seperti table di bawah ini:

Dari tabel di atas diharapkan guru berada sebagai manajer yang melakukan tindakan dengan beertanya dan membuat kesepakatan sehingga dapat mendorong motivasi intrinsik dari anak.

 Ki Hajar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Konsep Ki Hajar juga menjelaskan bahwa guru hanyalah sebagai seorang pamong yang mengarahkan dan memanajerkan peserta didik sehingga mereka menemukan kesadaran sendiri.

Saat kesepakatan telah disepakati peserta didik berusaha untuk melaksanakan dengan baik. pelaksanaan dari kesepakatan tidak terlepas dari kontrol semua pemangku kepentingan di lingkungan sekolah. perubahan yang dirasakan setelah melaksanakan budaya positif adalah (1) terciptanya lingkungan yang kondusif mendukung Proses belajar mengajar; (2) meningkatnya kedisiplinan peserta didik teradap kesepakatan yang telah disepakati; (3) munculnya kesadaran sendiri di diri peserta didik dalm melaksanakan budaya positif.

Tantangan dan strategi tidak bisa dipisahkan. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan budaya positif adalah (1) beragamnya latar belakang didikan peserta didik di rumah, membutuhkan beberapa pendekatan yang berbeda untuk menyampaikan dan mengontrolnya; (2) nilai diri dari guru dalam melaksanakan budaya positif; (3) peran guru dalam kontrol pelaksanaan budaya positif yang berbeda-beda. Sedangkan strategi yang bisa diatur adalah selalu mengontrol pelaksanaan dari budaya positif tersebut dan smengevaluasi secara berkala.

 Salah satu tantangan yang dihadapi di atas, contohnya adalah : Adanya kelas lain yang guru memakai hukuman kepada murid agar murid patuh terhadap perintah gurunya, sehingga murid cenderung pasif dan tidak berani mengemukakan pendapat. Untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan strategis yang jitu agar pelaksanaan budaya positif itu sama dan tidak berbeda antara guru. Usaha yang dapat dilaksanakan adalah (1) membuat kesepakatan bersama bagaimana cara agar dapat menjadi guru dengan kontrol seorang manajer; (2) adanya Standar Operasional Program (SOP) yang disepakati bersama antar guru dalam menerapkan budaya positif di sekolah.

Modul 1.3

 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Selasa, 15 Desember 2020

modul 1.4

1.4.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Budaya Positif

Fasilitator : Novrini, S. Pd., M. Pd
Pendamping : Nofrizal

Budaya Positif di sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari sebuah kesepakatan bersama kemudian dijalankan dalam waktu yang lama dengan harapan budaya positif ini akan membudaya di lingkungan sekolah sehingga membentuk murid yang berkarakter. Sebuah budaya positif akan membudaya jika dilakukan dengan terus menerus secara berulang dengan komitmen tinggi dalam pelaksanaannya.  

Budaya positif kelas adalah keputusan yang diambil bersama warga kelas dan dapat diterima dengan lapang dada oleh seluruh warga kelas. Budaya positif kelas diperlukan sebuah kondisi dimana antara guru dan murid melakukan sebuah diskusi untuk menetapkan budaya kelas yang diinginkan.

Kesepakatan kelas dibuat dengan mengikuti sebuah diskusi antara warga kelas dengan langkah-langkah (1) guru mendengarkan dan menuliskan semua pendapat murid, (2) guru dan murid merangkum atau menarik intisari dari semua masukan tentang kesepakatan yang diinginkan, (3) guru menuliskan goal kesepakatan yang telah disetujui secara bersama, (4) guru dan murid menandatangani kesepakatan yang telah disepakati, (4) memajang hasil kesepakatan kelas dalam bentuk poster.

Kesepakatan kelas yang telah disepakati menjadi landasan bagi murid dalam mengembangkan budaya positif kelas. Setelah kesepakatan diperoleh maka dalam hal ini warga kelas akan berusaha untuk melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Peranan masing-masing harus bisa terlaksana dengan baik, murid sebagai subjek dalam pelaksanaan kesepakatan tersebut dan guru sebagai kontrol dalam pelaksanaannya. Kontrol guru dalam hal ini, guru harus memposisikan dirinya sebagai seorang manajer.

Kontrol seorang guru sebagai manajer dilaksanakan dengan (1) guru berbuat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (2) guru berkata !apa yang kita yakini?, apa yang kau kerjakan untuk memperbaiki kesalahan itu?”, (3) hasil yang diharapkan menguatkan pribadi dan siswa meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas. Setelah melaksanakan kontrol sebagai manajer sehingga murid akan memperoleh dalam diri yaitu (1) “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan?” dan (2) bisa mengevaluasi diri, baagaimana cara memperbaiki diri.

Pembelajaran yang dilaksanakan murni secara daring dengan menggunakan zoom, maka guru bidang studi dan murid membuat kesepakatan apa saja yang bisa disepakati dalam pelaksanaan proses pembelajaran ketika berada di dalam ruang kelas virtual. Guru mengajukan pertanyaan apa saja yang mesti disepakati selama pembelajaran 2 jam pelajaran setiap bertatap maya di ruang kelas virtual zoom. Murid menyampaikan beberapa hal dalam diskusi dan mendapatkan intisari dari diskusi tersebut yaitu (1) suara harus di mute, (2) mengangkat tangan ketika ingin bertanya, (3) tepat waktu ketika masuk, (4) fokus ketika belajar dan aktif. Kesepakatan yang diperoleh menjadi sebuat tata tertib yang disampaikan setiap awal pembelajaran.

Gambar. Tata tertib dari hasil kesepakatan bersama untuk PBM IPA


Proses Belajar yang dilaksanakan murni secara daring dengan memanfaatkan kelas virtual zoom, mengkondisikan murid harus berada dalam kelas virtual selama 3-4 jam satu hari dan fokus berada di depan layar laptop, PC, tablet ataupun Handphone. Kondisi tersebut mengharuskan murid tetap semangat dalam melaksanakan Proses Belajar mengajar dan peranan guru dituntun agar dapat mengontrol hal tersebut sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Pelaksanaan dari kesepakatan yang telah dibuat terlaksana dengan baik dan murid merespon dengan baik, terutama pada point satu dan dua yaitu (1) menghargai sesame teman, dan (2) saat salah seorang teman mereka berbicara yang lain mendengar dan mute suara mikrofon mereka. pada point tiga dan empat masih memerlukan kontrol dari guru terutama fokus ketika belajar dan aktif. Pada point empat beberapa murid terlihat tidu-tiduran sambil melihat layar. Tantangan yang dirasa dalam melaksanakan kesepakatan kadang kala ada murid tidak melaksanakan kesepakatan sehingga proses pembelajaran terganggu dan memerlukan waktu hingga kembali normal.

Selama pelaksanaan kesepakatan ada hal yang ditemui seharusnya menjadi sebuah kesepakatan tetapi tidak tertulis ketika kesepakatan itu dibuat, maka kesepakatan perlu ditambah, sehingga diskusi dilakukan kembali untuk menetapkan penambahan kesepakatan tersebut. Kesepakatan tersebut adalah (1) tidak menggunakan annotation ketika guru melakukan share materi, (2) menggunakan chat room apabila telah disuruh oleh guru dan (3) menulis hal yang baik di chat room.


Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Seiring seringnya terdengar sebuah kalimat dari sebuah komunitas yaitu sharing and growing together, berbagi dan berkembang bersama dalam me...