1.4.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Budaya Positif
Budaya Positif di sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh dari sebuah kesepakatan bersama kemudian dijalankan dalam waktu
yang lama dengan harapan budaya positif ini akan membudaya di lingkungan
sekolah sehingga membentuk murid yang berkarakter. Sebuah budaya positif akan
membudaya jika dilakukan dengan terus menerus secara berulang dengan komitmen tinggi
dalam pelaksanaannya.
Budaya positif kelas adalah keputusan
yang diambil bersama warga kelas dan dapat diterima dengan lapang dada oleh
seluruh warga kelas. Budaya positif kelas diperlukan sebuah kondisi dimana
antara guru dan murid melakukan sebuah diskusi untuk menetapkan budaya kelas
yang diinginkan.
Kesepakatan kelas dibuat dengan
mengikuti sebuah diskusi antara warga kelas dengan langkah-langkah (1) guru
mendengarkan dan menuliskan semua pendapat murid, (2) guru dan murid merangkum
atau menarik intisari dari semua masukan tentang kesepakatan yang diinginkan,
(3) guru menuliskan goal kesepakatan yang telah disetujui secara bersama, (4)
guru dan murid menandatangani kesepakatan yang telah disepakati, (4) memajang
hasil kesepakatan kelas dalam bentuk poster.
Kesepakatan kelas yang telah
disepakati menjadi landasan bagi murid dalam mengembangkan budaya positif
kelas. Setelah kesepakatan diperoleh maka dalam hal ini warga kelas akan
berusaha untuk melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Peranan masing-masing
harus bisa terlaksana dengan baik, murid sebagai subjek dalam pelaksanaan
kesepakatan tersebut dan guru sebagai kontrol dalam pelaksanaannya. Kontrol guru
dalam hal ini, guru harus memposisikan dirinya sebagai seorang manajer.
Kontrol seorang guru sebagai manajer
dilaksanakan dengan (1) guru berbuat dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, (2) guru berkata !apa yang kita yakini?, apa yang kau
kerjakan untuk memperbaiki kesalahan itu?”, (3) hasil yang diharapkan
menguatkan pribadi dan siswa meletakkan dirinya sebagai individu yang positif
dalam dunia berkualitas. Setelah melaksanakan kontrol sebagai manajer sehingga
murid akan memperoleh dalam diri yaitu (1) “Bagaimana caranya saya bisa
memperbaiki keadaan?” dan (2) bisa mengevaluasi diri, baagaimana cara
memperbaiki diri.
Pembelajaran yang dilaksanakan murni
secara daring dengan menggunakan zoom, maka guru bidang studi dan murid membuat
kesepakatan apa saja yang bisa disepakati dalam pelaksanaan proses pembelajaran
ketika berada di dalam ruang kelas virtual. Guru mengajukan pertanyaan apa saja
yang mesti disepakati selama pembelajaran 2 jam pelajaran setiap bertatap maya
di ruang kelas virtual zoom. Murid menyampaikan beberapa hal dalam diskusi dan
mendapatkan intisari dari diskusi tersebut yaitu (1) suara harus di mute, (2)
mengangkat tangan ketika ingin bertanya, (3) tepat waktu ketika masuk, (4) fokus
ketika belajar dan aktif. Kesepakatan yang diperoleh menjadi sebuat tata tertib
yang disampaikan setiap awal pembelajaran.
Gambar. Tata tertib dari hasil
kesepakatan bersama untuk PBM IPA
Proses Belajar yang dilaksanakan murni secara daring dengan memanfaatkan kelas virtual zoom, mengkondisikan murid harus berada dalam kelas virtual selama 3-4 jam satu hari dan fokus berada di depan layar laptop, PC, tablet ataupun Handphone. Kondisi tersebut mengharuskan murid tetap semangat dalam melaksanakan Proses Belajar mengajar dan peranan guru dituntun agar dapat mengontrol hal tersebut sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Pelaksanaan dari kesepakatan yang telah dibuat terlaksana dengan baik dan murid merespon dengan baik, terutama pada point satu dan dua yaitu (1) menghargai sesame teman, dan (2) saat salah seorang teman mereka berbicara yang lain mendengar dan mute suara mikrofon mereka. pada point tiga dan empat masih memerlukan kontrol dari guru terutama fokus ketika belajar dan aktif. Pada point empat beberapa murid terlihat tidu-tiduran sambil melihat layar. Tantangan yang dirasa dalam melaksanakan kesepakatan kadang kala ada murid tidak melaksanakan kesepakatan sehingga proses pembelajaran terganggu dan memerlukan waktu hingga kembali normal.
Selama pelaksanaan kesepakatan ada hal
yang ditemui seharusnya menjadi sebuah kesepakatan tetapi tidak tertulis ketika
kesepakatan itu dibuat, maka kesepakatan perlu ditambah, sehingga diskusi dilakukan
kembali untuk menetapkan penambahan kesepakatan tersebut. Kesepakatan tersebut
adalah (1) tidak menggunakan annotation ketika guru melakukan share materi, (2)
menggunakan chat room apabila telah disuruh oleh guru dan (3) menulis hal yang
baik di chat room.
Kesepakatan bersama Yang sederhana. Tapi akan melahirkan nilai nilai yang luar biasa. Ditunggu buk budaya positif lainnya.
BalasHapus